Sabtu, 04 Maret 2017

Cerita Pengalaman Pramuka Bondowoso di Jamnas 2016

Bawa Tape, Kopi, dan Kuningan, Kenalkan pada Semua Peserta

SEBANYAK 40 perwakilan Pramuka Bondowoso baru saja datang dari Jambore Nasional (Jamnas) di Cibubur, Jakarta. Dalam ajang lima tahunan yang diikuti pramuka seluruh Indonesia ini, mereka turut mengenalkan berbagai produk dan wisata asli Bondowoso. (SHOLIKHUL HUDA)

ORGANISASI dengan simbol tunas kelapa ini, terus menggelorakan di Bondowoso. Semangatnya seakan tak pernah lekang oleh waktu. Apalagi dengan pemberlakukan ke-13 yang memberikan porsi wajib untuk ekstrakulikuler ini, menjadi sekolah terus mengembangkan organisasi ini.

Tahun 2016 ini, menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu. Sebab ditahun ini, ada jadwal gelaran Jambore Nasional (Jamnas) ke 10. Lima tahun Bondowoso sempat absen. Hal itu dikarenakan pelaksanaannya di luar Jawa. Sehingga akomodasi untuk perwakilan Bondowoso tidak bisa mencukupi.

Namun tahun ini pelaksanaannya di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka (Bumperta) Cibubur, Jakarta. Sehingga perwakilan Bondowoso kembali ikut ambil bagian. Wakil Pinkocab Pramuka Bondowoso Heru Dwi Cahyo mengatakan, ada 40 perwakilan yang berangkat. Yakni 32 pramuka penggalang dan 8 lainnya adalah pendamping. "Saya termasuk pendamping," ujar Humas SMPN 2 BOndowoso tersebut.

Sebagai perwakilan Bondowoso, kontingen pramuka ini membawa berbagai potensi Bondowoso. Terkhusus adalah tape. Saat berangkat 10 Agustus lalu, kontingen ini membawa 20 kilogram tape.


Ada yang Ingin Datang ke Bondowoso

"Tujuannya untuk mengenalkan tape khas Bondowoso yang sudah terkenal," akunya.

Lukman Hanafi, salah seorang pendamping dari MtsN 2 Bondowoso menceritakan, seluruh tape yang dibawa laris manis. Saat jambore itu, setiap kontingen mendapat kapling area seluas 280 meter persegi. Lantas luasa kapling itu dibagi untuk berbagai keperluan. "Jadi kami buat khusus stand pengenalan produk Bondowoso, dan tape saat itu laris manis," jelaskan orang Poncogati, Curahdami ini.

Total perjalanan kontingen inin memakan waktu 10 hari. Namun tape itu habis dalam waktu dua hari saja. Menariknya, para pencicip tape itu merupakan orang luar Jawa semua. Diantaranya Medan, Sumatera Utara, Tapanuli Tengah dan perwakilan pramuka dari Philipina. "Semua orang ini sengaja mampir ke stan kami, saat itulah mereka mencicipi tape yang yang menjadi makanan khas Bondowoso," ujarnya.

Bagi beberapa orang, tape menjadi suatu yang asing. Sehingga banyak komentar saat mereka mencicipi. Namun kebanyakan responnya bagus.

Tentunya tidak hanya tape saja yang ditawarkan dalam ajang Jamnas tersebut. Bondowoso juga membawa kopi dan kuningan. Hanya saja, untuk kopi tidak seduh ditempat. Para pengunnjmung lebih banyak penjelasan tentang kopi khas Bondowoso tersebut. Begitu juga dengan kuningan, kontingen bermain dengan berbagai penjelasan.

Selain bentuk kreasi, rupanya kontingen ini juga membawa spanduk berbagi wisata Bondowoso. Didalamnya ada Kawah Ijen, Kawah Wurung, Stonehenge Solor. Dari gambar itu, banyak yang penasaran dengan Bondowoso. "Utamanya dengan blue fire kawah ijen," jelas bapak satu anak ini.

Bahkan karena tertarik, perwakilan dari Philipina mengungkap ingin berkunjung ke BOndowoso langsung. Dia menilai bahwa destinasi wisata Bondowoso mengangumkan. Sehingga ada ketertarikan untuk datang dan berkunjung. "Katanya selama ini belum pernah dengan dan melihat, jadinya kapan-kapan mau kesini (Bondowoso, Red)," paparnya.

Selain mengenalkan berbagai produk itu, kontingen Pramuka Bondowoso juga membawa budaya. Saat ada sesi pawai budaya, pihaknya menyiapkan berbagai pakaian adat. Saat itu, para penggalan dari Bondowoso memakai pakaian sekerah dan penggalan putri memakai pakaian adat ala Bondowoso.

Tentunya dari pelaksanaan Jambore itu, banyak manfaat yang dipetik. Diantaranya kenal dengan banyak orang pramuka dari berbagai daerah di Indonesia. Sebab letak kapling setiap kontingen ditaruh berdekatan dengan kontingen dari daerah yang jauh. Seperti kontingen Bondowoso, dia bersebelahan dengan perwakilan pramuka dari Bone, Gorontalo, Papua dan dari Brebes. Sehingga benar-benar terasa persatuan dan kesatuannya.

Setelah pulang dari Jamnas, para anggota pramuka ini akan melakukan evaluasi. Rencananya mereka akan mengadakan roadshow ke berbagai sekolah. Tujuannya untuk menularkan pengalaman yang didapat dari Jamnas. Sebab banyak di sana materi yang didapat. Misalnya tentang Tekpram, Lempar pisau yang dipandu TNI langsung dan berbagai pengalaman lainnya. "Intinya kami ingin terus mengibarkan kejawaan Pramuka di Bondowoso yang saat ini terkenak dengan dengan Republik Kopi ini," punkas Lukman. (wah)


Sumber : Jawa Pos Radar Ijen,27 Agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar