Jumat, 03 Maret 2017

Yergi Saegin, Pemuda Kreatif yang Buat Pomade Sendiri

Sembilan Kali Gagal, Akhirnya Produk Sampai Sulawesi

MODEL gaya rambut pompa dour ditambah minyak pomade memang sangat booming di kalangan pria. Tak hanya remaja saja, pria dewasa dan anak-anak tak mau ketinggalan dengan gaya rambut klimis itu. Tren inilah yang membuat Yergin Saegin Pratama memulai membuat minyak rambut pomade sendiri. (WAWAN DWI SISWANTO)

PESTA rakyat yang digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi Bondowoso (Harjabo) Sabtu 13 Agustus menyita perhatian banyak orang. Acara yang digelar di Jl Jaksa Agung Suprapto atau di sekitar Monumen Gerbong Maut terasa sesak oleh pengunjung. Usai peserta kembang api sekitar 22.30, suasana pesta rakyat mulai lenggang. Satu persatu pengunjung mulai pulang dan stan pameran mulai dikemasi.

Namun dari beberapa stan, ada yang masih terlihat tetap asyik dan masih ingin berlama-lama. Merekalah para komunitas. Seperti komunitas BMX dan skateboard. Sementara komunitas lainnya seperti kelas inspirasi juga makin asyik berkumpul sesama anggotanya. Di sisi lain, stan yang tetap ramai oleh pembeli adalah stand yang menjual beragam bentuk kreatif anak muda. Salah satunya adalah stand milik Yergi Saegin Pratama. Stan ini tidak menjual kaos tau stiker pada umumnya, melainkan menjual minyak rambut ala anka muda bernama pomade. "Ya silahkan pomade buatan anak Bondowoso sendiri. Dari bahan alami tidak merusak rambut," ujar Yergi.


Terbantu Melalui Yutube

Kemasan pomade anak Bondowoso ini disuguhkan dengan konsep vintage. Terbuat dari kaleng seperti permen jadul pagoda berwarna emas. Hal itu terlihat dari potongan rambut Yergi dan temannya yang sama. "Ini model rambut yang sekarang biar klimis seperti ini, pakai pomade," ujar salah seorang teman Yergi.

Raut wajah Anak Baru Gede (ABG) ini pun tampak senang dan semangat untuk berwirausaha ubtuk melayani konsumennya sebaik-baiknya. Yergi bercerita, dirinya memulai membuat pomade sendiri berawal dari gaya rambut pompadoar Yergi yang mengharuskan dia pakai pomade agar klimis seperti yang diinginan.

Dia pun mulai mencari peluang seperti pemuda di kota-kota besar menjual pomade. "Dulu ya menjual pomade saja tidak bisa buat sendiri," paparnya. Februari 2015 tepatnya, Yergi mulai menjajakan pomade lewat media sosial termasuk instagram. Hasilnya, luar biasa tak sedikit teman-temannya bergaya rambut popadour beli ke Yergi.

Bisnis menjual pomade pun makin menggiyurkan, jika dulu hanya dibeli orang Bondowoso saja, saat ini pangsa pasarnya semakin luas. Pemasarannya hingga keluar kota.   Hal inilah yang menjadi harapan cerah pria 19 tahun ini. "Harganya lumayan mahal paling murah Rp 65 ribu ada yang sampai ratusan ribu," ujarnya. Melihat peluang dan harga pomade yang terlalu mahal untuk ukuran saku ABG, membuatnya mulai mencoba membuat sendiri.

Alumnus SMK PP Tegal Ampel ini mengaku, membuat pomade tidak didapat dari sekolah, melainkan dari internet dan terus mencoba. Sejak punya keinginan buat pomade sendiri, Yergi makin aktif browsing cara membuat pomade. "Bahannya dari beeswax murni atau lilin lebah, minyak kepala, minyak zaitun dan bibit farhum," ujarnya.

Selama ini dia mendapatkan bahan uatama lilin lebah dari Malang. Sementara mengetahui cara pembuatannya lewat video dan berbagai referensi lainnya. Hanya saja, saat awal kali mencoba, Yergi sempat gagal. Kali kedua, juga gagal. Gagal-gagal terus hingga sembilan kali gagal, akhirnya menemukan pomade yang pas. Bahkan, mampu membuat pomade sesuai kebutuhan. Ada yang medium, hard, soft hingga aneka aroma. "Ini bau sabun, ada yang kopi tapi kebetulan habis," papar remaja asal sekar putih tersebut.

Menurut dia dunia internet cukup membantu dan menggoda untuk membuat pomade. Namun saat diterapkan, kenyatannya sedikit berbeda. Banyak kesulitan yang dialami. "Ternyata susah tak semudah seperti di yotube," imbuhnya. Keberhasilan membuat pmade tersebut menurut Yergi adalah karena usahanya yang terus mencoba meskipunterus gagal. "Berhassilnya ya dari pengalaman kegagalan itu," imbuhnya.

Yergi ingat betul berhasil membuat pomade dan memasarkannya pada Juni 2015. Sambutan pasar pomede dengan nama cluster ternyata baik. Banyak di pesan luar kota hingga Sulawesi, dia mulai membuat nama baru, yakni Bondowoso pomade. "Yang beli banyak dari luar kota, Jember, Malang, Surabaya ada pula dari Makasar," katanya.

September 2015 lahirnya produk baru Bondowoso Pomade. Pemberian nama Bondowoso di pomadenya tersebut Yergi ingin nama Bondowoso ini di kenal secara luas dan ingin ank Bondowoso itu gaul bisa buat pomade sendiri. Sehingga, kata dia, membuat anak Bondowoso makin bangga jadi orang Bondowoso.

Kini Yergi juga ingin tahu produknya tersebut aman. "Ya ini cari tahu caranya ngurus izin PIRT (Produk Industri Rumah Tangga, red)," jelasnya. Waktu makin larut saatnya lapak Yergi dikemasi, setiap orang yang beli pomadenya diberi stiker dan sisir. "Beli pomade gratis stiker dan sisir. Agar tetap rapi setelah naik motor," pungkasnya. (wah)


Sumber : Jawa Pos Radar Ijen , 25 Agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar