Sabtu, 04 Februari 2017

Rizky, Camat yang Suka Suasana Pegunungan

 Rawat Burung dan Buat Green House di Depan Rumah Dinas

IDAM Rizky adalah Camat Maesan. Sebagai camat, dia merespon positif gagasan Bondowoso Pertanian Organik (Botanik) dengan merubah halaman rumahnya menjadi Green House. Beragam jenis tanaman itu menjadi solusi ketahanan pangan ditengah-tengah harga kebutuhan pangan yang terus melonjak di musim hujan.(WAWAN DWI SISWANTO)


RUMAH Dinas (Rumdin) Camat Maesan itu berada bersebelahan dengan kantor kecamatan di jalan Jember-Bondowoso. Tampak dari depan, Rumdin tidak seperti rumah pada umumnya. Sebab teras rumahnya tertutupi dengan green hause sederhana.

Jika green house memakai kaca, tapi green house ala Rumdin Maesan ini dikelilingi waring atau kelambu hitam. Kerangkanya pun terbuat dari galvalum. Uniknya, di pintu masuknya ada tulisan selamat datang di rumah hijau kecamatan Maesan. "Baru-baru saja ini pakai galvalum, dulu kerangkanya pakai bambu. Karena ingin awt, akhirnya diganti galvalum," ujar Idam Rizky.


Jenis tanaman di rumah hijau itu ada sawi, seledri, terong, stroberi, hingga anggrek. Buah stroberi-nya pun kecil-kecil dan rasanya kecut. "Saya mencoba menanam stroberi, tapi buahnya kecil dan kecut,tida seperti di sempol," terangnya. Walau kecut,namun anak-anak kecil yang sering main dikebut mini itu sangat suka.

Ragam tanaman tak hanya ada di green house, dihalaman samping rumahnya juga ada. Bahkan, untuk tanaman sayuran lebih komplit. Ada cabe, tomat nanti dan bebagai hortikultura lainnya.

Dari kebun itu,seringkali saat para staf kecatan memasuki jam istirahat, mereka masuk di dapur Rumdin.Sayur-sayuran itulah yang sering dimasak dan dimakan bersama. "Tinggal, modal beras sama lauk sudah jadi. Kalau pengen ikan lele, ada kolam di belakang," ujarnya.

Makan bersama dengan sambal yang mantap, adalah kesukaan Rizky. Menurutnya hal itu seakan untuk membuang penatnya beban kerja. Apalagi  ketika harga bahan makanan mahal. Kebun kecil itu menjadi solusi. Misalnya saat harga cabai mencapai Rp 50 ribu per kilogram. "Menanam hortikultura melalui green house bisa menjadi solusi ketahanan pangan,' ungkapnya.

Dia menambahkan, enaknya menanam tanaman sendiri karena bisa memetik sendiri dan dimakan bersama-sama. Seandainya 20 persen saja masyarakat Bondowoso bercocok tanam di pekarangan rumahnya, maka tidak akan ada gejolak di masyarakat dengan naiknya kebutuhan pangan. Apalagi, pada musim hujan tiba komoditas tanaman holtikultural pun naik drastis seperti cabe.

Bagi dia bercocok tanam di rumah sendiri tidaklah sulit bagi orang Bondowoso. Sebab, Bondowoso masih banyak lahan kosong tidak seperti di kota besar lahan sedikit saja sudah dijadikan bangunan. Rizky sengaja tidak memilih metode hidroponik, melainkan pakai polybag. Sebab, di rumdinnya tersebut masih, banyak lahan. "Kalau hidroponik jatuhnya sedikit lebih mahal. Mudah pakai polybag, gak usah belajar tapi telaten merawat dan menyirami pasti tmbuh," ujarnya.

Sejak pindah dinas dari Camat Sempol ke Camat Maesan tahun 4014, Rizky pun langsung berinisiatif membangun green house. Alumnus SMAN 2 Bondowoso ini mengaku tujuan dan inspirasi buat rumah hijau ini karena dia pernah tugas menjadi Camat Sempol. "Awalnya pengen suasana Sempol yang dingin ini juga berada di Maesan," terangnya.

Bahkan, saking ingin suasa Sempol tercita di Rumdin Mesan, bibit anggrek pun dia ambil dari Sempol. "Jadi saat jadi Camat Maesan, ya ke Sempol lagi. Cari bibit tanaman di sana, termasuk anggrek," ungkapnya. Sempol kecamatan yang berada paling ujung Bondowoso tersebut terus melekat di hati Rizky. Tidak kerena, suasanya daerahnya yang asri, alami dan sejuk. Tapi, begitu terasa bagaimana bertugas sebagai Camat Maesan yang mendidik stafnya dan masyarakat setempat.

Suasana alam pun kian terasa di Rumdin Maesan di sore hari. Burung dara itu mulai mendekat untuk minta makan. "Dulu ada tujuh pasang, sekarang hanya tiga. Sebenarnya pengen saat pagi dan sore banyak burung dara. Apalagi banyak anak-anak kecil yang bermain," pungkasnya. (wah)


Sumber: Jawa Pos Radar Ijen, Minggu 30 Oktober 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar