Senin, 27 Februari 2017

Street Art,Komunitas Anak-anak Muda Bondowoso yang Jago Grafiti

Penuh Arti, Nggambar di Baliho Agar lebih Familiar

JIKA kita mengelilingi Bondowoso, akan melihat beberapa titik yang ada karya grafiti i tembok. Mayoritas karya itu dihasilkan tangan-tanagn muda kreatif yang tergabung dalam street art. (SHOLIKHUL HUDA)

PAGI itu, beberapa anak muda terlihat sedang sibuk corat-coret di sebuah baleho putih. Tergenggam di tangan mereka sebuah caps pylox. Dalam bentangan panjang baliho itu, ada empat bagian gambar. Setelah beberapa lama menggambar, kreasi menjadi guratan seni grafiti.

Itulah cara komunitas Street Art Bondowoso mempopulerkan grafiti. Mereka menggambar di area car free day pekan lalu. Tujuannya adalah mengenalkan masyarakat tentang seni grafiti. "Sebab masih banyak masyarakat yang menganggap seni grafiti sebagai sebuah vandalieme atau corat-coret tanpa arti," jelas Kholikhul Rahman, salah seorang pegiat Street Art.



Padahal kata dia, seni grafiti tergolong bagian dari pada kesenian di Indonesia, sebab karyanya memiliki arti tersendiri. Bagi kalangan pegiat Street Art, grafiti membuat hidup mereka lebih hidup. Sebab ketika bisa membuat seni grafiti di suatau tempat, maka menjadi sebuah kebanggaan tersendiri.

Saat ini, di Bondowoso ada sekitar sepuluh orang yang menggeluti dunia Street Art ini. Namun dari dari anggota ini, kebanyakan masih sedang menempuh studi di luar kota.

Selalu Izin Pemilik Lokasi Sebelum Melukis

Sehingga beberapa even yang dilaksanakan, kebanyakan mengambil pekan-pekan libur semester. "Seperti saat ini, kami sedang libur semester," jelas Zidki,anggota Street Art yang saat ini duduk di bangku semester 4 Unmuh Jember.

Zidki menceritakan, pertemuan beberapa pegiat Street Art ini pertama kali pada awal tahun lalu, tepatnya saat libur kuliah. Mereka yang asli anak muda Bondowoso lantas iseng-iseng membuat even. Karena mereka banyak yang beraktivitas di luar kota, lantas tercipta even dengan tema back to village. "Intinya kami ingin menggambar bareng," jelas anak asal Wringin itu.

Even itu di adakan di belakang hotel Ijen. SEharian mereka menggambar kreasi sendiri-sendiri. Lantas kreasi itu di-aplout dim media sosial yang selanjutnya mendapat penilaian dari berbagai anggota komubitas lain. "Intinya menjadi sebuah kebanggaan ketika kami bisa eksis menggambar, di mana pun itu," jelasnya.

Mahasiswa Fakultas Teknik inim mengatakan, untuk sebuah kreasi, minimal mereka menghabiskan dana Rp 150 ribu. Biaya inilah yang dipakai untuk membeli keperluan menggambar, yakni caps pylox. Namun dengan kreasi yang maksimal, dana tersebut di anggap enteng. Sebab hasilnya lebih pada sebuah kepuasan.

Bagi seorang bomber (sebuat pembuat grafiti), sebuah karya itu akan menjadi menarik ketika hasilnya maksimal. Mengenal tema yang digambar, rupanya para boomber ini kebanyakan membuat sebuah gambar menjadi identitas mereka. Di beberapa sisi, lantas diberi identitas nama. "Jadi saat ada kreasi grafiti, kami tahu itu terwujud dari karya yangan siapa," jelasnya.

Namun masalah arti, Zidqi menerangkan jika arti sebuah karya kebayakan hanya dirasakan oleh boomber sendiri. Dia menginstilahkan bahwa yang mengetahui artinya adalah dirinya sendiri dengan Tuhan. "Kalau dilihat oleh umum, tidak akan ketemu artinya, namun itu menjadi sebuah kepuasan bagi kami," akunya.

Selama ini, berbagai aktifis sudah melalangbuana ke berbagai tempat. Mereka berada di beberapa tempat untuk menggambar. Seperti Zidqi, sudah pernah ke Surabaya, Jogya dan Jember. Di beberapa tempat itu ada jejak kreasi yang ditinggalkan. Hal itu bisa dilihat di akun IG-nya yang diberi nama N Y N K.

Dalam menjalankan hobinya itu, rupanya para pegiat Street Art ini banyak menemui tantangan. Misalnya untuk menemukan tantangan. Misalnya untuk menemukan media yang cepat, mereka harus izin yang empunya tembok. Selain itu biasanya mereka bisa menggambar di area yang jelek yang tidak dipakai lagi. "Bagi kami asalkan bisa eksis dan bisa diambil gambar, itu sudah cukup," terangnya.

Sehingga terkadang jika hasil kreasi mereka latas di cat steril, tidak menjadi masalah. Intinya karya itu sudah diabadikan sebagai bentuk eksistensi hobi mereka.

Dia menambahkan malam, nanti komunitas Street Art Bondowoso juga akan tamnpil dalam ajang pesta Rakyat. Diajang, tersebut mereka akan menggambar pada kain besar dan akan menggoreskan karya-karya terbaik mereka. Sebab mereka Berprinsip, apapun jika untuk Bondwoso, mereka siap mengembangkan.(wah)


Sumber : Jawa Pos Radar Ijen, 13 Agustus 2016   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar