Selasa, 14 Februari 2017

Tarian Molong Kopi, Identitas Bondowoso sebagai Penghasil Kopi

Ada sebelum Republik kopi, Sengaja Pakai Bahasa Madura

REPUBLIK Kopi menjadi tagline Bondowoso yang menghasilkan kopi terbaik di dunia. Sebelum ada Republik Kopi, ternyata ada geliat memasarkan kopi Bondowosolewat sentuhan tari bernama molong kopi. (WAWAN DWI SISWANTO)


FESTIVAL Kopi Nusantara (FKN) menjadi hajat pertama Bondowoso pada akhir Juli lalu. Para pegiat kopi, mulai dari penikmat, pecinta, pebisnis hingga petani kopi pun datang ke acar FKN yang dipusatkan di lapangan Sempol itu. Tagline perkopian Bondowoso sebagai Rebuplik Kopi pun makin lengkap dengan acara pembukaan berupa tari molong kopi.

Dalam bahasa Madura, molong diartikan memetik. tarian molong kopi kurang lebih memetik kopi. Saat ditanya salah satu penari bernama Oktavia, tarian tersebut bernama molong kopi. "Ya hampir sama dengan tari petik kopi, agar lebih khas pakai bahasa Madura," ucapnya siswa SMAN 2 Bondowoso itu.


Dengan busana berwarna merah dipadukan kemben warna hijau serta udeng, penampilan mereka makin menghibur para penonton peserta FKN, dan masyarakat Sempol. Para fotografer yang hadir khusus melihat potensi perkopian di Bondowoso pun juga mendidik gambar tari molong kopi itu.

Endah Listiorini, Kasi SDM Disparporahub sebagai pendamping tari molong mengatakan, tarian molong kopi tersebut hampir sama dengan tari petik kopi. Gerekannya hampir sama dengan tari petik kopi," ucapnya. Pembeda antara tari molong kopi dengan petik kopi adalah musik pengiring. Jika petik kopi pagi musik jawaan seperti walang kekek, molong kopi pakai musik patrol dengan bahasa madura.

Masuk 10 Besar Duta Tari Jatim

Dia memakai nama molong kopi beserta musik patrol madura tersebut agar lebih khas. Sebab, masyarakat Bondowoso mayoritas orang madura dan menggunakan bahasa madura. Apalagi patrol juga sering diaplikasikan mqsyarakat bondowoso, terutama pada saat ramadan tiba. Maksud gerakan di tari molong kopi tersebut adalah menggambarkan petani itu panen kopi.

Tari molong kopi pun dibuat sudah lama sebelum Republik kopi ada, yakni tahun 2007 lalu. "Tahun 2005 ada tari petik kopi, 2007 baru ada molong kopi," ujarnya. Membuat tarian molong kopi tersebut tak lain karena akan dibawa ke lomba duta tari di Jatim. Agar lebih khas sehingga buat molong kopi.
T
erlebih lagi setiap tahun setiap perwakilan daerah harus ada tarian khas. Tari molong kopi pun juga pernah tampil di Taman Nasional Indonesia Indah (TMII) di Jakarta. Muncul nama molong kopi pun berhasal dari paduan suara Pemkab Bondowoso tahun 2000 di Por Kopri. Waktu itu saya anggota paduan suara. Jadi inget saat paduan suara di Por Kopri lagu yang di pakai adalang molong kopi," ungkapnya.

Mengambil tema kopi di tarian tersebut, kata Endah, karena Bondowoso punya potensi kopi. Aplagi waktu tak semua daerah punya kebun kopi milik PTPN. Kini, Endah makin bangga tarian molong kopi korelasi positif dengan Republik kopi yang mengangkat harkat derajat petani kopi rakyat di Sumber Wringin dan Sukorasi.

Prestasi tari molong kopi sendiri pernah masuk 10 duta tari Jatim. Bahkan, festival muharam tiga tahun lalu menampilkan 200 orang tari molong kopi. Perempuan 49 tahun pun masih ingat tari molong kopi tersebut selalu dipakai hajatan PTPN di Sempol. (wah)


Sumber: Jawa Pos Radar Ijen, Selasa 20 September 2016 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar