Sabtu, 04 Februari 2017

Ragam Cara Mahasiswa Bondowoso Memperingati Sumpah Pemuda

 Serukan Nasionalisme, Lomba Foto hingga Ajak Siswa Diskusi

 28 OKTOBER 1928 menjadi sumber bersejarah pemuda di Indonesia yang seterusnya diperingati sebagai hari sumpah pemuda. Semagat mempersatukan bangsa lewat pemuda tersebut tetap hingga saat ini seperti.

LAPANGAN sekolah, instansi pemerintahan hingga Alun-alun RBA KI Ronggo kemarin diramaikan dengan upacara bendera memperingati sumpah pemuda. Usai upacara semangat  anak muda di hari sumpah pemuda tak hanya di situ saja.


Setalah ikut acara pemuda yang mengenakan peci hijau hitam pun berorasi di depan Monumen Gerbong Maut.

Usai orasi di depan pengguna jalan, pemuda yang tergabung dalam Himpunana mahasiswa Islam (HMI) Bondowoso ini pun berkumpul di paseban,alun-alun. Duduk lesehan membentuk formasi lingkaran mereka mulai berdiskusi mengenai bangsa dan pemuda.

Diskusi santai pun makin asyik saat satu persatu diantara mereka mengemukakan apa itu sumpah pemuda dengan pengeras suara. Tapi ada sekitar delapan pemuda yang malu-malu mengucapkan dua tiga kata apa sumpah pemuda. "Ayo gak apa, ngomong apa saja gak usah malu," ujar mereka.

"Itu anak SMA, jadi emang diundang anak-anak OSIS," ujar Moch Rizal Afnani pengurus HMI Komisarit Unibo. Pemuda asal Koncer tersebut mengatakan,mengajak anak SMA ini dengan maksud untuk menanamkan jiwa nasionalisme. apalagi kata dia, kondisi pemuda saat ini terkotak-kotakan dan banyak antar pemuda saling bertikai satu sama lain. Jika lahirnya sumpah pemuda atas dasar rasa persatuan yang meniadakan ego kedaerahan mereka masing-masing, tapi saat ini mengalami degradasi. "Dulu ada jong java, jong sumatra dan lainnya. Mereka mampu mencetuskan bertumpah darah satu tanah air Indonesia, Berbangsa yang satu bangsa Indonesia bahasa persatuan bahasa Indonesia," ujarnya. Bahkan, kata dia, menjadi pemicu semagat kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Kini, makin banyak organisasi kepemudaan, makin banyak komunitas motor ataupn hobi lainnya. Sayangnya dari sana mereka terkotak-kotakan dan tak jarang mereka berselisih. Mengutip kata-kata Indro Warkop, tambah Rizal, seorang brotherhood masih mengatakan kamu ikut dia atau kamu ikut aku. Berarti kamu tak paham arti brotherhood itu. Kekhawatiran pertengkaran anak muda hanya karena berbeda hobi, perbedaan nama atupun organisasi inilah yang bmenjadi semagat HMI Bondowoso untuk mengorbankan pemuda Indonesia harus bersatu untuk keutuhan NKRI.

Diskusi ringan tersebut di paseban pun makin asyik dengan pengumuman pemenang lomba foto mencim bendera merah putih. Rizal mengatakan ini salah satu cara mengajak anak muda mencintai bangsa ini. Apalagi<foto selfie yang share di medsos lagi digadrungi.
Semagat memperingati sumpah pemuda mahasiswa Bondowoso pun tak berakhir disitu saja. Sore hari giliran PMII Bondowoso yang memberikan selebaran yang dibagikan ke pengguna Jalan A Yani.Mereka pun mengajak kepada semua lapisan masyarakat Bondowoso, khususnya pemuda agar bersama-sama keluar dari zona nyaman kehidupan untuk terus memperjuangkan dan mempertahankan cita-cita kemerdekaan RI.

Lewat tindakan kongkret dengan berusaha membela bangsa dan membangun bangsa  melalui berbagai cara. Tak harus hal-hal besar saja, namun perilaku dan tindakan sehari-hari pun harus mencerminkan rasa cinta tanah air. (wah)


Sumber: Jawa Pos Radar Ijen, Sabtu 29 OKtober 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar