Selasa, 21 Februari 2017

Heri Wahyudi, Wakili Bondowoso di Porseni PGRI Tingkat Nasional

Tak Menyerah meski Jari Cedera Terjepit Pintu Bus

Pekan Seni dan Olahraga (Porseni) PGRI tak asing bagi Heri Wahyudi. Dia pun tercatat tiga kali membawa nama harum Bondowoso lewat cabang tenis meja. Kini di Porseni PGRI, dia kembali muncul menjadi wakil Bondowoso menuju tingkat nasional.(WAWAN DWI SISWANTO)


KABAR gembira datang dari PGRI Bondowoso. Bukan urusan guru K2 atau hononer tapi kabar gembira tersebut datang dari bidang olahraga. Perhelatan Porseni PGRI 25 Juli di Bondowoso berhasil mewakili Jawa Timur di tingkat nasional. Adalah Heri Wahyudi berhasil membawa pulang medali emas di pertandingan tenis meja.

Guru ekonomi SMAN Pujer dan MA Al Barokah itu saat muda memang menggeluti tenis meja. Bahkan prestasinya tak hanya di tingkat Bondowoso tapi juga tingkat Jatim. Heri Barker itulah sebutan beken dia dalam tenis meja. Pria 36 tahun ini pernah bergabung PTM Bentoel 2005 dan pernah menyabet medali perak di Kejurda tahun 2000. "Waktu itu saya lebih dikenal Heri dari Malang dari pada hari dari Bondowoso," ucapnya.


Bermodalkan sarjana ekonomi, Heri memutuskan kembali ke Bondowoso sembari mengabdikan  diri di dunia tenis meja. "Padahal waktu itu banyak tawaran kerja di Surabaya tanpan tes, karena tenis meja," ungkapnya. Langkah kembali ke Bondowoso nyatanya benar, dia pun mengharumkan nama guru se Bondowoso lewat tenis meja.

Ya, di POR PGRI 2008, dia mendapat medali emas tingkat nasional. Tak hanya itu saja, tahun berikutnya Heri kembali mengulang sukses membawa pulang emas tingkat nasional lagi. Sementara pada 2010, Heri mendapatkan medali perak di POR PGRI tingkat regional Jatim, Jateng, dan Bali. "Tahun 2010 terakhir ada POR PGRI, sekarang ada lagi namanya Porseni PGRI," jelasnya.

Keempat kalinya ikut ajang olahraga antara guru tersebut, nyatanya tak berjalan mulus. Heri bersama rombongan kontingen PGRI Bondowoso, mengalami musibah kecil. Bukan kecelakaan, melainkan jari tengahnya terjepi pintu bus.

Sakitnya bukan kepalang, nyatanya Heri terus melanjutkan laga tenis meja. Dia pun melenggang ke partai semi final melawan Blitar, dan berhasil tembus final serta mengandaskan guru dari Pasuruan. "Ya sakit, pegang bet saja sakit," paparnya.

Bersiap Wakili Jatim di Porseni Nasional


Menahan rasa sakit agar terus bermain bagus agar tak membuat malu Bondowoso. "Perwakilan dari Bondowoso hanya saya, kalau mundur gara-gara cedera jari saja, ya malu," ucapnya. Apalagi Heri adalah
langganan juara tenis meja. Hingga sekarang, kata dia, jarinya masih sakit dan akan jadi kenangan-kenangan serta cerita untuk atlet-atletnya tenis meja. Agar jangan mudah menyerah dengan keadaan saat bertanding.

Sementara itu Bambang Sucipto ketua PGRI Bondowoso ada 31 PGRI Kab/Kota di Jatim yang ikut dan mempertandingkan 3 bidang olahraga dalam Porseni PGRI 25 Juli di Sidoarjo. Yakni bulutangkis, tenis meja dan senam PGRI. Sementara di bidang seni, ada seni tari, seni lukis, MTQ dan pembelajaran kreatif. "Untuk
Bondowoso mengirimkan tenis meja saja, karena tenis meja potensial membawa juara. Sebenarnya ada dua guru yang ikut tenis meja, tapi satunya sakit. Sehingga, hanya Heri saja," jelasnya kepala SMAN Grujugan ini. Meraih emas tingkat Jatim tersebut, membuat hari menjadi tim PGRI Jatim di tingkat Porseni PGRI Nasional, pada21-25 Agustus di Riau. (wah)


Sumber: Jawa pos Radar Ijen, 01 Agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar