Senin, 20 Februari 2017

Dimas Zulkifli Melatih Konsentrasi - Kesabaran melalui Menembak

Sering Ikuti Kejuaraan, Koleksi Banyak Piala

INGIN melatih konsentrasi dan kesabaran. Itulah alasan Dimas Zulkifli mencoba mendalami cabang olahraga menmbak. Niatan itu nyatanya tidak sia-sia. Dia sering mendapat juara. Terakhir dia menjadi runner up di ajng menembak di Situbondo.(SHOLIKHUL HUADA)


PEMUDA itu berbadan tegap, tinggi dan memiliki mata sipit. Dari logat bicaranya, terlihat ketenangan dan ketegasan. Dialah Dimas Zulkifli, pemuda asal Tenggarang. Saat di temui Jawa Pos Radar Ijen sore kemarin (27/9) Dimas baru saja pulang kerja. Memang setelah lulus SMA 2015 lalu, dia masih'parkir' sembari beraktivitas di bidang komputer.

Dimas menuturkan, cita-citanya adalah menjadi TNI. Karena ituy, sejak di bangku SMA, dia suka dengan olah raga menembak. Selain itu dia juga rajin melatih fisiknya untuk mendapatkan tubuh yang ideal."Olahraga merupakan hal yang harus dilakukananak muda, agar selalu sehat tubuhnya seimbang," katanya.


Mengenai aktifitas dalam cabang olahraga menembak, dia mengaku mulai menyukai menembak saat masuk SMA. Setelah lulus dari SMPN 4 Bondowoso, dia meneruskan studi di SMPN 2 Bondowoso. Saat awal kelas satu, dia meminta belajar menembak kepada orang tuanya. "Ayah kebetulan anggota anggota perbakin dan saya ingin bisa menembak," katanya.

Anak pasangan Amir Faisol dan Elfi Iftitah ini mengutarakan, sebenarnya saat awal kali masuk SMA, dia sama sekali belum mengenal senapan.

Kuncinya adalah Disiplin dan Tenang

Namun melihat sang ayah sangat suka menembak, terbersit dalam pikirannya untuk belajar. Itung-itung untuk melihat fokus dan ketenangan.

Dari niat awal itu, Dia lantas belajar. Sang ayah saat itu mengkoordinasikan kepada temennya di Perbakin agar anaknya bisa ikut latihan. Berbekal senapan biasa, saat itu Dimas memulai latihan di lapngan tembak eks lokasi 514.Saat awal dia menagku masih sangat kasar memegang senapan.
Memang walau sang ayah suka menembak, Dimas tidak pernah memegang senapan sehingga dia sempat merasa kasar saat pertama kali memegang senjata. Namun dengan seringkalinya latihan, dia mulai fokus.

Hanya dengan dua bulan latihan, Dimas saat itu sudah berani terjun ke gelanggang kejuaraan. Dia mengikuti kejuaraan menembak di Jember. Kejuaraan itu bertepatan pada peringatan BBJ pada 2012 lalu. Saat itu, dia memperoleh penghargaan sebagai juara harapan II di kelas metal silhouette jarak 17 meter tanpa teleskop.

Dari situ, akhirnya dia semakin rajin latihan. Baginya mendalami olahraga menembak adalah salah satu hal yang menyenangkan. Kuncinya adalah disiplin dan tenang sehingga akan fokus saat menembak.
Berawal dari kejuaraan menembak di Jember, selanjutnya Dimas melalangbuana ke berbagai kejuaraan. Dia mengikuti berbagai kejuaraan di berbagai daerah. Memang dari berbagai kejuaraan itu, tidak semua mendapat nomor. Namun sampai saat ini banyak piala yang sudah menjadi koleksinya.

Yang paling membanggakan, kata Dimas, adalah bisa ikut eksibisi menembak di Surabaya yang pesertanya datang dari nasional. Dia saat itu masuk 10 besar. Walau hanya masuk sepuluh besar, hal itu menjadi kebanggaan tersendiri karena saingannya para atlet menembak dari seluruh Indonesia.
Pria kelahiran 27 April 1997 itu mengungkapkan, saat dirinya mengikuti barbagai kejuaraan itu, dia berangkat dengan biaya sendiri. Sang ayah yang masuk dalam perbakin menjadi pendorong utama. Baginya, sang ayah merupakan salah satu inspirator dalam dunia menembak.

Semasa SMA duluhu, dia sempat mendapat uang pembinaan dari dinas pendid8ikan, namun hal itu hanya sekali. Selebihnya dia berusaha sendiri. Walau berangkat dengan biaya sendiri, di setiap even dia selalu membawa nama besar Bondowoso. "Hal itu sebagai wujud rasa cinta saya menjadi orang asli Bondowoso," tegasnya.

Di ssela pekerjaannya saat ini, dia masih tetap fokus menembak. Awal Oktober, nanati Dimas akan berangkat ke Bali untuk mengikuti kejuaraan. Dimas merasa, selama ini untuk biaya akomodasi masih banyak pribadi. Dia berharap, ketika mendapat penghargaan, ada perhatian lebih dari Pemkab Bondowoso.(wah)



Sumber: Jawa Pos Radar Ijen, 28 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar