Kamis, 09 Februari 2017

Kreatifitas Remas Desa Padasaan Pujer Menggalang Dana

Keliling Kampung Bawa Ondel-ondel dan Drumband

 

PARA remaja msjid Nurul Hidayah desa padasan pujer mempunyai kreatifitas tersendiri untuk untuk menggalang danarenovasi masjid. Mereka membikin ondel-ondel  dan drumband dari peralatan barang-barang bekas.

MALAM kemarin suara drumband terdengar lirih di jalan MT Hartono. Tak seperti biasanya ada suara drum band malam hari membuat orang yang berada di dalam rumah keluar. Mereka pun terkesima, bukan drum band seperti anak sekolah pada umumnya. Tapi belasan anak muda plus ada dua boneka besar yang menari-nari diiringi suara drumband.

Tak jarang warga sekitar mengabadikan dua boneka itu lewat kamera hanphone, ada pula yang meminta foto selfie. "Apa namanya ini ya, boneka ondel-ondel itu saja," ucap faiq, salah seorang anggota remas. Banyak diantara warga sekitar Jl MT Haryono menyangka belasan pemuda tersebut adalah anak-anak sekolah yang diberikan tugas oleh gurunya. Namun, semu itu ternyata salah satu pemuda menyodorkan kotak bewarna hijau dan bertuliskan pembangunan masjid Masjid Nuruk Hidayah ke warga.
Unik dan Kreatif dan tak meminta bantuan pembangunan masjid door to door atau di jalan raya yang sering dijumpai. M Ikrom, wakil pelaksaan pencarian amal renovasi Masjid Nurul Hidayah, di Desa Padasan, Kecamatan Pujer mengatakan awalnya ide kreatif untuk penggalangan dana dengan menghibur tersebut bermuyla pada perbaikan musala di desa Padasan serkitar 2012.


Menghibur Warga Meski Dibikin dari Barang Bekas

Melakukan hal di luar kebiasaan meminta bantuan di pinggir jalan serta door to door denganmenggunakan proposal menurut mereka tidak efektif lagi. Selainitu juga mengurangi buruk sangka serta penipuan yang berkedok untuk amal jariyah pembangunan masjid. "Ya seperti ini itung-itung jual hiburan sekaligus cari amal," paparnya.

Memilih ondel-ondel tersebut, kata dia, karena melihat yang muda di bawa kemana-mana, gampang, serta banyak orang merasa terhibur. "Dulu ya iuran untuk membuat boneka ondel-ondel," ujarnya. Sementara untuk drum band sendiri ada cerita yang tak dilupakan Faiq. Ya alat musik tersebut dulu di buat oleh Faiq sendiri secara otodidak dan melihat alat drumband di sekolah-sekolah. "Kalau sekarang drum bandnya bagus dan bisa beli. Dulu membuat sendiri," ungkapnya.

Cara membuat alat musik drum band tersebut dari kaleng bekas, seng, dan plat besi. Seharusnya, kata dia, anak sekarang lebih kreatif lagi karena bnyak referensi yang didapat demhan mudah lewat internetb termasuk video di yotube. Berhubung di tahun ini ada renovasi masjid di desanya, akhirnya remas punya inisiatif dulu seperti menggalang awal lewat kemasan kreatif. Hasilnya pun cukup lumayan dalam semalam saja mendapatkan ratusan ribu. "Jumlah pastinya tidak tahu, tapi jelas di atas seratus ribu," katanya.

Lantas bagaimana berangkat dari Pujer ke kota Bondowoso Faiq menjelaskan rombongan naik pikap dari Pujer ke Bondowoso. Selanjutnya keliling dari kampung ke kampung. Agar mengetahui mereka ngamen ini untuk pembangunan masjid, lewat pengeras suara. Pengeras suaranya dari sound keyboard. Dimodifikasi agar bisa jadi pengeras suara," jelasnya.
Sementara Siti Jl MT Haryono menagaku penasaran terdengar suara nyaring di dalam rumahnya. "Saya kira musik patrol, tapi kok ada suara drum band dan malam hari langsung saja keluar sama cucu," ucapnya. Dia pun mengaku belasan pemuda dari Pujer bisa menghibur cucunya. Terlebih lagi mereka ini kreatif menggalang dana untuk masjid lewat hiburan tidak seperti orang meminta-minta seperti biasanya. (wah)



Sumber: Jawa Pos Rdar Ijen, Kamis 08 September 2016 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar