Sabtu, 11 Februari 2017

Ponpes Al Ghafur, Ponpesnya Orang dengan gangguan Kejiwaan (1)

Awalnya Tak Ada Tujuan Buka Ponpes Orang Gila

 

ORANG dengan gangguan jiwa (ODGJ) tak hanya ada di rumah sakit jiwa ataupun di jalanan. Banyak di antara mereka yang nyantri di Ponpes Al Ghafur. Berikut catatan wartawan Jawa Pos Radar Ijen ke Ponpes yang berada di Dusun Blumbeng, Sukowiryo itu. (WAWAN DWI SISWANTO)

BANYAKNYA ODGJ yang masih di pasunh mengingatkan saya berkunjung di Ponpes ODGJ di Sukowiryo. Nama Ponpes tersebut adalah Al Ghafur. Letaknya Ponpes tersebut tak jauh dari kota. Perjalanan menuju Ponpes ini hanya memakan waktu sekitar 10 menit dari pusat kota ke arah Jember.
Dari Masjid Bunder di timur jalan, masyarakat setempat sudah pada tahu letak Ponpes Al Ghafur. "Ponpes orang gila itu. Lurus saja sekitar 300 meter ada jalan belok kiri, mengikuti jalan saja sampai menemukan jalan berbatu,"ucap warga Bunder itu.


Untuk menutu Ponpes itu, kita harus menyusuri jalan makadam. Terdapat pemandangan menawan hamparan hijau padi dan Gunung Raung. Sebagai tanda sudah sampai, ada masjid kiri jalan yang menjorok ke dsalam dan ada papan nama kecil bertulisan Masjid Al Ghafur.
Sesampainya di tempat itu, ada pemandangan menarik. Seperti halnya da pria dewasa meminta rokok dan berbagai macam lainnya. Namun keberadaan mereka di batasi dengan pagar beton dan kawat berduri.

Ponpes itu di asuh oleh H Nawawi. Dia dalah pengasuh kedua setelah ayahnya, H Ghafur. Begitu sampai, H Nawawi memberi sambutan hangat dan mempersilahkan masuk ke kediamannya.

Sembuhkan Santri Singapura

"Pak H aji Ghafur sakit, jadi say yang mengasuh," ucap Nawawi.
Nawawi menjelaskan,semua santri disitu adalah orang stress atau ODGJ. Namun yang sudah sembuh sudah 90 persen. mereka yang sembuh tidak diisolasi. Mereka berada di luar, bahkan sudah banyak yang menjadi pengurus Ponpes. "Total santrinya ada 90 orang, 70 orang ada di sukowiryo dan 20 orang ada di lokasi lainnya yakni di Grujugan," jelasnya.

Seluruh santri itu mereka menginap untuk mendapatkan terapi. Selain mereka, ada juga santri yang berasal dari daerah sekitar. Mereka belajar mengaji dan namun tidak menginap. Sehingga di total keseluruhan ada ratusan santri.

Ponpes ini berdiri sejak 1993 lalu. Sejarah pendiriannya, kata Nawawi, awalnya sang Ayah tidak bermaksud untuk mendirikan pondok khusus ODGJ. "Tidak ada niatan buat ponpes untuk orang gila. Ya sama dengan ponpes pada umumnya," paparnya. Bebrerapa bulan membuka pondok, ternyata ada orang tua yang ingin menyantrikan anaknya dan kebetulan anak tersebut ODGJ. "Ya bagaimana lagi orang tua saya (H Ghafur, Red) menerima anak tersebut. Karena, orang gila juga manusia juga perlu dibina," katanya.

Dari astu santri ODGJ ternyata mulai bertambah dan bertambah. Sehingga, kata dia, membuat santri yang sehat psikis tidak mau nyntri di ponpesnya. "Ya gak tau kok banyak santri ODGJ yang ke sini, kami juga tak promosi. Santri lainnya ya pada kabur," paparnya.

Kini santri ODGJ pun tak hanya dari Bondowoso sekitar saja, tapi sudah banyak dari luar kota hingga luar negeri. Sekitar dua bulan kemarin, ada santri dari singapura pulang ke negaranya. Nawawi pun mengaku tak punya kenalan di Singapur, hanya ada orang dari Singapura yang telepon ke dirinyameminta tolong anaknya tersebut disembuhkan. "Ya waktu itu saya berangkat ke Singapura, menjemput anak tersebut," paparnya.

Nawawi pun mengenang anak muda dari Singapura tersebut sudah bisa dikatakan sembuh. Karena sudah bisa perjalan sendiri dari Bandara Juanda, Surabaya menuju Singapura. "Dari Bondowoso di antarakan sampai Juanda," pungkasnya. (wah)



Sumber: Jawa Pos Radar Ijen, Rabu 14 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar