Senin, 06 Februari 2017

Semangat Guru-guru SMKN 1 Tenggarang

Ketika Guru-guru Luran Seragam hingga Jemput Bola

 

SEKOLAH gratis tapi ada iuran tambahan mungkin masih sering terjadi. Tapi di SMPN 1 Tenggarang yang iuran bukan wali murid tapi para guru iuran untuk membelikan seragam sekolah gratir kepada murid barunya itu.

BANYAK orang mengira letak SMPN 1 Tenggarang berda tak jauh dengan Kecamatan Tanggerang dan kantor DPRD Bondowoso. Namun, SMP tersebut justru letaknya di Desa Lojajar letaknya lebih ke arah Pujer. "SMP 1 Tanggarang bukan di dekat kantor DPRD itu SMPN 2 Tenggarang. Tapi di Lojajar,arah ke pujer," ucap warga yang berada di dekat Kecamatan Tenggarang itu.


Sekolah yang berada bersebelahan dengai Balai Desa Lojajar tersebut tampak begitu tenang dan rindang. Siswa kelas 7 pun juga gembira bisa meneruskan sekolah di SMPN 1 Tenggarang. "Anak-anak seragam yang kalian pakai dapat dari mana? Gratis tidak? Dapat apa saja?," ucap Triana Inharnaning Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 1 Tenggarang saat berbicara di hadapan salah satu kelas VII itu. Seragam putih biru tersebut membawa membuat mereka tersenyum lebar.

Sekitar pukul 12.00 siswa kelas VII pun bersiap pulang dan dan tak lupa berdoa. Asrofil kertua kelas VII c tersebut mengaku senang sekolah dapat seragam gratis. Triana mengatakan seragam gratis seragam untuk siswa baru tersebut dananya dari iuran guru-guru.Awal mula ada ide pengalangan dana untuk hal tersebut dari iuran siswa untuk pembangunan musala.

Ya di tahun 2011, saat pertama Triana menjabat sebagai Kepsek SMPN 1 Tenggarang tersebut memang ada infaq pembangunan musala.

Infaq yang diadakan setiap jumat pun bagi Triana memprihatinkan. "Infaq Rp 200-500 pesisiwa itu susah. Bahkan satu kelas per bulan Rp 15 ribu dan paling mentok Rp 27 ribu," paparnya. Jika menunggu dana BOS juga tak cukup untuk operasional sekolah apalagi membangun musala.

Melihat kondisi seperti itu, akhirnya dalam rapat sekolah Triana bersama guru-guru menyepakati untuk infaq pembangunan musala lebih baik dari guru saja. Hasilnya tak hanya itu saja, infaq tersebut juga sekaligus untuk membelikan seragam baru anak didiknya yang baru itu. "Mereka ini dapat seragam dan almamater," ujarnya. Jika awal infaq guru tersebut 50 persen untuk musala dan 50 persen untuk seragam, sekaranf musala hanya 30 persen saja. "Karena musala sebentar lagi rampung," paparnya.

Dia pun tak mewajibkan satu guru infaq berapa dan yang terpenting ikhlas. Namun, dia lebih mengutamakan guru-guru yang mendapatkan sertifikat. "Ya saya ngajak ngobrol baik-baik guru-guru yang sertifikasi berjumlah 17 orqang itu. Mereka juga antusias, karena mereka juga tahu kondisi murid-muridnya," jelasnya. Jumlah infaq guru bersertifikasi pun bervariasi ada tiga ratus rupiah hingga satu juta rupiah. Menurut Triana, sertifikasi ibarat uang bonus selama dia mengabdi.

Bertugas di sekolah desa memang penuh perjuangan. Ya antusias siswa SD untuk meneruskan ke SMPN negri tak seperti di kota. Sehingga dengan seragam gratis inilah menjadi iming-iming mereka untuk meneruskan sekolah SMPN. Menurut Triana, memang tak semua siswa tergolong orang yang tak mampu. Tapi sebagai besar adalah orang tidak mampu, sehingga dari pada ada kecemburuan lebih baik semua seragam di gratiskan.

Berkat seragam gratis lambat laun jumlah muridnya meningkat, jika dulu murid baru sekitar 60 siswa, kini 135 siswa. Triana pun mengaku guru-gurunya tersebut juga mencari anak-anak yang putus sekolah lagi.

Kadang anak yang putus sekolah adalah masala pesela, yakni mereka tak punya uang untuk berangkat sekolah. "Saya sempat tidak percaya murid-murid yang sering bolos sekolah," ungkapnya. Dia pun mencoba menuju rumah siswa tersebut, ternyata mereka orang yang tak mampu untuk beri uang saku anaknya saja itu tidak bisa setiap hari.

TRiana juga sebel dengan wali murid sekolahnya. "Kalau rapat wali murid datangnya terlambat banyak yang tak hadir karena kerja atau sedikit gigi dan kepala. Tapi kalau ad uang BOS mereka datang pagi-pagian, meskipun sakit kepala tetap berangkat. Ya saya ngomong ke mereka, kalau ada pembagian bos semangat tapi kalau rapat banyak alasan," paparnya.

Endang Hardiyanti Kepala Dinas Pendidikan Bondowoso mengatakan ada dua sekolah yang gurunya melakukan infaq untuk memberikan seragam gratis kepada murid barunya. "SMPN 1 Tenggarang dan SMPN 2 Maesan," jelasnya. Dia pun apresiasi dengan perjuangan guru-guru di dua sekolah tersebut. Mereka tak hanya sekedar bekerja tapi juga mengabdi untuk memajukan pendidikan di Bondowoso. (wah)



Sumber: Jawa Pos Radar Ijen, Kamis 01 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar