Jumat, 17 Februari 2017

Anita Maulidatul, Belajar Leadership - Disiplin dengan jadi anggota Banser

Kita Harus Terus Menempa Diri Agar Lebih Baik

PASUKAN Banser GP Ansoridentik dengan pria. Namun ternyata ada perempuan yang memiliki keinginan menjadi Banser. Dia adalah Anita Maulidatul Hasanah. Dia ingin menjadi Banser. karena ingin belajar leadhersip. (SHOLIKHUL HUDA)

KEDATANGAN Menteri Sosial ke Ponpes Mambaul Ulum di Desa Tansil Wetan, Wonosari membuat sibuk para Banser GP Ansor Bondowoso ingin memastikan keamanan lokasi. Karena itu, puluhan banser diterjunkan.


Mayoritas dari seluruh banser itu adalah laki-laki. Mereka memakai Pakaian Dinas Lapangan (PDL) lengkap dengan sepatu PDL-nya. Dari puluhan banyak banser itu, ada sesuatu yang berbeda, yakni banser perempuan.

Demgan memakai pakaian yang sama, seorang perempuan itu berjaga layaknya petugas banser lainnya. Hanya saja raut mukanya tidak garang, namun lebih manis. Saat itu, dia betugas menjaga di dekat menteri sosial. "Ini tugas saya, ya saya laksanakan," ujarnya.


Selepas tugas, perempuan asal Tegal Ampel ini mengungkapkan, ketertarikannya menjadi Banser karena memang masih jarang sehingga ada tantangan tersendiri. Sebab baginya menjadi seorang banser itu lebih pada ajaran sikap disiplin yang tinggi. "Ada sebuah tantangan menurut saja," jelasnya.

Alasan lain karena adanya ilmu leadersip dalam ajaran banser. Hal itu membuatnya ingin menjadi seorang perempuan yang tangguh.

Igin jadi Manusia yang Berguna Bagi Manusia

Tangguh di sini dalam artian bisa mandiri. Misalnya disaat ada di luar, minimal bisa melindungi diri sendiri.

Ternyata perkenalannya kepada banser tidak lain karena orang tuanya. Kebetulan sang ayah juga seorang yang aktif di GP Ansor. Karena tertarik, akhirnya ada komunikasi dan dirinya ingin menjadi banser.

Anita menjelaskan, salah satu hal yang harus dikuasai dalam pendidikan banser adalah bela diri. Hal ini menurutnya menjadi hal yang sangat asyik. Dimana dirinya bisa mengeksplore bebagai hal tentang bela diri. "Menurut saya asyik, dan selainitu menjadikan tubuh terus sehat dan bugar," jelas perempuan kelahiran 21 Agustus 1997 tersebut.

Pengalamannya menjadi banser ternyata masih belum lama. Sebab baru tahun ini dirinya meneguhkan diri untuk bergabung dalam satuan korps Banser Bondowoso. Aksi pertama yang dia ikuti adalah aksi karnaval saat Agustusan kemarin. Dirinya bersama puluhan banser lainnya melakukan pawai dengan membawa nama besar korps Banser GP Ansor Bondowoso.

Lebih dalam, perempuan yang baru saja lulus SMA ini memiliki cita-cita ingin menjadi manusia yang berguna bagi manusia lainnya. Karena itu, dirinya bertekad akan melakukan penguatan pengetahuan tentang hal-hal sosial. Baginya, menjadi Banser merupakan salah satu interaksi sosial. Sebab dirinya bisa bertemu dengan banyak orang. "Harus terus menempa diri agar lebih baik," jelasnya.

Dia berharap, kedepan akan banyak manfaat yang dia dapat. Sebab tidak bisa dipungkiri, organisasi adalah salah satu alat untuk berinteraksi sosial. Hal ini disadarinya betul, sehingga saat terjun di dunia organisasi, dia betul-betul melakukan tugas dengan maksimal agar hasilnya juga maksimal. (wah)



Sumber: Jawa Pos Radar Ijen,Jumat 23 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar