Rabu, 01 Februari 2017

Nyonteng, Tradisi Selamatan di Sumber Mata Air

 Turun-temurun, Dirawat Sebagai Warisan Budaya

  NYONTENG, begitulah masyarakat menyebutnya. Tradisi ini adalah tradisi selamatan di sebuah sumber mata air. Tujuannya masyarakat ingin bersukur dan harus bisa kelanggengan mata air tersebut. Kali ini kami mengintip tradisi Nyonteng Di desa Dusun pejagan, Desa taman, Grujukan.

IRING-IRINGAN musik khas terdengar merdu di jalanan Dusun pejaga, Desa taman, Grujungan. Bersamanya ada seni tradisi ronteg singo ulung. Dua ronteg singo ulung itu berkolaborasi dengan dua topeng monyet dan dua badut. mereka berjalan pelan-pelan. hampir seluruh rumah sore itu penghuninya keluar untuk menyaksikan arak-araknya tersebut.


Dibelakang rombongan ronteg singo ulung itu, ada sungguhan drumband. Ternyata baik singo ulung dan drumband yang di sungguhan itu asli dari daerah tersebut. Drumband, yang tampil dengan sederhana. Namun sangat menghibur.

Baru di barisan terakhir ada hal yang kelihatan unik. ada iringan-iringan ancak. Yakni sebuah hidangan yang di sajikan dengan pelepah berbentuk kotak. Ancak itulah yang menjadi hal yang utama dalam tradisi ini. Masyarakat membawanya ke sebuah sumber mata air desa tersebut.
Kebetulan, di desa itu tersebut masyarakat ke sehariannya mengandalkan sungai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mulai mandi, mencuci kebutuhan lainnya. termasuk juga untuk mengaliri sawah mereka, satu sumber itulah yang selama ini bisa di andalkan. Sumber mata air itu terletak di kawasan pemandian tasnan

Tradisi Menarik yang Bisa Jadi Jujugan Wisata.

Saat acara itu, pengolaan pemandian membebaskan warga untuk masuk. Sebab titik mata air itu ada di perbukitan yang jalurnya harus lewat pemandian tasnan. Dan air sumber itu juga selama ini di gunakan untuk mengisi kolam tasnan. "Tradisi itu sudah turun temurun, Dan saat ini berusaha di rawat oleh warga, "jelas simin alias pak ipah ketua dusun, kepala jawa pos radar ijen.

Setelah di arak keliling kampung, lantas tancak itu di bawa di titik sumber mata air. Berikutnya warga membentuk lingkaran dan mengelar doa bersama. Mereka membacakan tahlil, salawat dan panjatan doa untuk kesuburan tanah dan kelanggengan sumber mata air tersebut. Doa itu dipimpin oleh Simin.
Begitu doa usai, warga yang sebelumnya telah menggelar tikar, membongklar ancak itu dimakan ditempat tersebut. Sembari menikmati ancak itu, Ronteg Singo Ulung kembali diperankan. Sehiungga suasana semakin menarik.

Simion menjelaskan, acara Nyonteng itu adalah rentetan selamatan desa. Nyonteng sendiri adalah sebuah tradisi selamatan di sumber mata air yang sudah dilakukan sejak nenek-moyang dahulu. "Hanya saja memang beberapa tahun ini tradisi tersebut jarang dilakukan, tahun ini kami mencoba melakukan lagi, karena kami merasa ini sebuah tradisi yang baik," akunya.

Dia menjelaskan, sumber mata air yang ada dititik tersebut merupakan sumber mata air yang selama ini telah memenuh8i kebutuhan warga trun-temurun. memang sumberb mata air yang addititik itun sangat besar. Sampai-sampai bisa mengalir menjadi sungai. Sungai itu dubuat mandi dan memenuhi kebutuhan airuntuk memasak. "Dan seluruh sawah disekitar sini menggunakan air ini," ujarnya.

Sehingga pentingnya sumber mata air itu, masyarakat ingin memgingatkan bagi para pemuda untuk menjaga dan merawat sumber ta air. Upaya itu dilakukan dengan menggelar tradisi Nyoteng yang berakhir makan bersama.

Kabid Promosi Disparporahub Bondowoso Adi Sunaryadi menilaiupaya warga tersebut adalah salah satu hal yang harus diapresiasi, Karenanya begitu mendengar ada rencana untuk mengfhidupkan kembali tradisi Nyonteng, pihaknya langsung merespon. "Sebuah tradisi ini menarik, sebab sebuah tradisi bisa menjadi salah satu destinasi wisata jika itu terus hidup di masyarakat," tegasnya. Karena itu pihaknya ingin masyarakat terus menjaga tradisi tersebut.

Dijelakan, tidak hanya satu titik daerah itu saja yang selama ini masih menjaga tradisi nyonteng. Dibeberapa daerah lain juga ada. Karena itu, pihaknya ingin menjadikan tradisi itu sebagai salah satu hal positif yang bisa 'menjual' Bondowoso. "Bondowoso itu tradisinya beragam, dan keunikan itulah yang harus kita gali agar bisa menjadi sebuah daya tarik,"pungkasnya. (wah) 


Sumber : Jawa Pos Radar Ijen, Sabtu 22 Oktober 2016  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar