Selasa, 14 Februari 2017

Pengabdian Tanpa Henti Sembilan Kakak Pramuka di Bondowoso

Termotivasi untuk Terus Tingkat Kualitas Generasi Muda

PENGABDIAN para kakak pramuka ini tidak diragukan lagi. Karena rasa cinta kepada Pramuka, mereka rela berkorban waktu untuk melakukan pembinaan. Saat upacara peringatan Hari Jadi Pramuka ke-55 di Bondowoso awal Septembar lalu, mereka mendapat anugerah lencana dari Kwartir Nasional.(SHOLIKHUL HUDA)


"KAMI ingin mengarahkan adik-adik pramuka menjadi insan yang mengamalkan dasa darma. "Kalimat itulah yang muncul dari pikiran Heru Dwi Cahyono. Tahun ini dia mendapat penghargaan lencana itu menandakan bahwa dirinya telah mengabdikan diri selama 30 tahun sebagai anggota dewasa gerakan pramuka.
Bersamanya ada berbagai deretan anggota dewasa yang mendapat penghargaan lencana tahun ini. Yang sama dengan adalah Siti Hamila. Dibawahnya ada Siti Ahya yang mendapatkan lencana Panca Warsa ke v. Artinya pengabdiannya sudah 25 tahun lamanya.

Dua anggota dewasa Ahmad Hamam Al Fadil dan Endang Suprihatin mendapat lencana Panca Warsa ke IV atau lebih melakukan pengabdian selama 20 tahun. Dan paling muda adalah Panca Warsa ke 1 yang diraih tiga anggota dewasa yang selama ini menjadi Pembina Pramuka. Yakni Mistari, Aisyah Hikmayanti dan Lukman Hanafi.


Sedangkan satu orang lagi, Moh Eksan mendapat lencana Darma Bakti. Lencana ini di berikan kepada seseorang yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, milik, dana dan fasilitas yang cukup besar dan sangat membantu kelancaran kegiatan pembinaan dan pengembangan Gerakan Pramuka.

Pegabdia Diri, Tak Mengejar Materi

Selama ini, anggota dewasa tersebut telah menjadi pembina pramuka yang terus menggelorakan Dasa Darma. Mereka membentuk Mental generasi muda yang memiliki sepuluih sifat kepribadian. Yakni takwa kepada Tuhan yang Maha esa, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, patriot yang sopan dan kesatria, patuh dan suka bermusyawarah, rela menolong dan tabah, rajin trampil dan gembira, mhemat, cermat dan bersahaja, disiplin berani dan setia, bertanggung jawab dan dapat dipercaya serta suci dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan.

Lukman Hanifi salah seorang pembina pramuka dari Mts N 2v Bondowoso menegaskan, ketika para pemuda bisa mengamalkan dasa darma, dirinya yakin bisa jadi pribadi yang tangguh. Tangguh dalam artian bisa jadi kader penerus bangsa yang baik. "Sebab didalamnya sudah mencangkup kesempurnaan, mulai dari hubungan dengan Tuhan, manusia sampai dengan alam," jelasnya.

Menurutnya, mereka yang mengabdi untuk pramuka selama ini adalah orang-orang yang benar-benar cinta pramuka. Sebab dalam pramuka bisa dipastikan tidak akan mengejar imbalan materim atau duit. "Melainkan dari hobi, karena kesenagan dan lebih-lebih karena cinta, mereaka mengabdiakn diri," tegasnya.

Menurutnya Lukman sendiri, kegiatan aktif di pramuka itu adlah karena cinta.Sebab sejak getol mengembangkan pramuka dahulu, jiwanya terpanggil untuk ikut menularkan semagat pramuka.. Dia mulai getolmengembangkan pramuka saat duduk di bangku MAN Bondowoso.

Saat menjadi penegak itulah, dia lantas kembali ke almamater, yakni di MTS Bondowoso tempatnya menjadi guru saat ini. Tempatnya saat itu pada 2006. Dia bersama Aisyah Hikmayanti yang juga memperolerh Lencana Panca Karya melaklukan penguatan pramuka. Akhirnya kegiatan kegiatan menjadi lebih hidup. "Penghargaan lencana itu juga dinilai dari keaktifan Gugus Depan (Gedep) nya, itu merupakan indikator keberhasioaln seorang pembina," jelas pria kelahiran 13 Juni 1986 ini.

Salah satu yang menjadi semagat, kata dia adalah pramuka sudah menjadi hobi. Sebab ketika suddah menjadi hobi, kegiatan apapun akan dijalani dengan sepenuh hati. Selama ini, Lukman telah mengikuti mendampingi kegiatan pramuka mulai dari tingkat kabupaten sampai nasional. Bahkan untuk mengupgrade kemampuan, pekan depan pihaknya akan mengikuti Kurus Pelatih Dasar (KPD). Kursus ini dilakukan selama seminggu dengan kegiatan yang cukup padat.

Sementara Heru Dwi Cahyo yang mendapat Lencana Panca Waesa ke VI menambahkan, banyak hikmah yang bisa diambil selama menjalani kegiatan din Pembina Pramuka. Salah satunya adalah banyak teman. Baik di daerah maupun nasional. Apalagi dirinya sudah berkesempatan mengikuti Jambore Nasional selama 4 kali. "Jambore ini di dengar selama lima tahun sekali," akunya.

Baginya, arti sebuah lencana sebuah kebanggaan. Diaman pengabdiannya dinilai dari kwartir Nasional. Sehingga semagt itu akn ditularkan kepada para anggota pramuka yang menjadi binaannya.
Yang menjadi tekanannya selama ini, didalam pramuka itu seorang tidak mencari rizki, melainkan beramal. Sebab dari sekian banyak kegiatan, seorang Pembina itu bukannya untuk, namun seringkali harus mengeluarkan uang atau tombok.
"Namun karena dasarnya adalah cinta, maka hal itu tidak menjadi kesusahan, melainkan kesenangan," pungkas. (wah)


Sumber: Jawa Pos Radar Ijen, 19 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar