Pernah Menang Lomba Film Dokumenter PKH Nasional
IIN Nurhasah hanya seorang kepala SMP swasta. Tapi kontribusinya di dunia pendidikan lewat sebuah film dokumenter, mampu menginspirasi Bantuan Siswa Miskin (BSM) hingga sampai SMA. (WAWAN DWI SISWANTO)
RUMAH seperti perkantoran full kaca yang bersebelahan dengan kantor KPU Bondowoso adalah kediaman Iin Nurhasanah Ridwan. Dirumah yang tepat berada dipinggir jalan raya itu, ada sebuah foto kebanggaan. Saat bercengkrama dengan Iin di ruang tamunya, ada satu frame foto yang jadi satu-satu pajangan. Foto itu adalah foto Iin saat menjadi masterpiece Tim Program Keluarga Harapan (PKH) Bondowoso bersama delapan belas productions. "Lho ini sebuah film dokumenter, jadi runner up di lomba film dokumenter PKH nasional tahun 2013," kanangnya.
Kenangn manis tersebut mengingatkan Iin saat menjadi PKH Kecamatan Maesan. Iin menjadi PKH mulai tahun tahun 2007 hingga 2005. Dalam hati, dia ingin tetap menjadi PKH. Berhubung Iin juga membangun sekolah SMP NU 01 di Koncer, mau tidak mau dia harus memilih. "Harus memilih tidak boleh double, karena keduanya mendapatkan dana dari pemerintah," jelasnya.
Jika Iin menginginkan nominal, jelas akan tetap di PKH. Karena waktu itu per-bulan gajinya Rp 2,5 juta. "Kalau pilih sekolah ya banyak uang yang dikeluarkan, karena sekolah ini baru berdiri," jelanya. Namun dia lebih memilih sekolah, karena banyak anak didiknya yang dari keluarga yang tidak mampu.
Berbicara siswa yang tidak mampu hingga saat ini Iin masih ingat dengan pameran film dokumenternya bernama Istiyani.